Air merupakan elemen yang paling
penting dalam sistem pencegah kebakaran berbasis air (water based fire protection system) oleh karena itu ketersediaan
air harus selalu siap sedia kapanpun sistem pemadam kebakaran dibutuhkan. Air
yang tersedia juga harus diperhatikan kapasitasnya untuk memenuhi minimum kebutuhan
air pemadam agar saat berlangsungnya pemadaman kebakaran tidak terjadi
kurangnya air yang menyebabkan proses pemadaman terhambat dan mungkin juga
dapat menyebabkan kerugian yang jauh lebih besar karena terhentinya proses
pemadaman kebakaran tersebut. Hal ini banyak yang kurang diperhatikan oleh
setiap pemilik gedung perkantoran, pabrik, pertambangan, pembangkit listrik dan
sebagainya, sehingga saat dikaji ulang ketersediaan air yang ada tidak memenuhi
minimum ketersediaan air pemadam kebakaran.
Lalu, bagaimana kita tahu berapa
minimum ketersediaan air yang diperlukan? Berikut adalah beberapa persyaratan utama
yang harus terpenuhi:
- Kebutuhan air terbesar pada suatu sistem pencegah kebakaran.
- Sistem pencegah kebakaran yang turut beroperasi secara bersamaan saat suatu sistem pencegah kebakaran lainnya bekerja.
- Kebutuhan hydrant tidak kurang dari 500 gpm (1.890 L / menit).
- Ketersediaan air yang ada harus dapat memenuhi semua persyaratan diatas saat beroperasi selama 2 jam.
- Penggunaan air insidental untuk tujuan perlindungan non-kebakaran.
Berdasarkan hal diatas, maka kita
harus mengetahui seberapa banyak kebutuhan air disetiap sistem pencegah
kebakaran yang terpasang, setelah itu akan diketahui dimana kebutuhan air
terbesar dan berapa jumlah air yang dibutuhkan. Kebutuhan air terbesar pada
sistem pencegah kebakaran dijadikan acuan karena apabila area tersebut
tercukupi airnya untuk memadamkan kebakaran, maka untuk area-area lain yang
kebutuhan airnya lebih kecil pastinya tercukupi untuk memadamkan kebakaran.
Contohnya seperti ini:
Di suatu pabrik terdapat beberapa
sistem pencegah kebakaran yang telah terpasang untuk melindungi kebakaran di
suatu area atau bangunan. Pada Warehouse
dan gedung utama terpasang sprinkler
system, pada Transformers dan Fuel Oil Tank terpasang water spray system, kemudian terdapat hydrant system yang terpasang di dalam
setiap gedung (indoor hydrant) dan di
bagian luar setiap gedung serta di sekeliling area (outdoor hydrant). Setiap sistem pencegah kebakaran otomatis (automatic fire protection system) telah dilakukan
perhitungan mengenai kebutuhan air pada masing-masing sistem yang dilakukan
dengan menggunakan hydraulic calculation
dan hasil yang diperoleh adalah untuk Warehouse
kebutuhan airnya adalah 3.200 Lpm, untuk Gedung Utama kebutuhan airnya adalah 1.500
Lpm, Transformers sebesar 750 lpm dan
Fuel Oil Tank sebesar 550 Lpm.
Berdasarkan keterangan tersebut
maka dapat dilihat bahwa kebutuhan air terbesar ada pada sprinkler system yang berada di area Warehouse yaitu sebesar 3.200 Lpm. Berdasarkan skenario kejadian
kebakaran di area Warehouse (yang
dibuat oleh tim penanggulangan kebakaran di pabrik tersebut) apabila terjadi
kebakaran skenario yang ada adalah Fuel
Oil Tank yang lokasinya bersebelahan dengan Warehouse juga diaktifkan untuk mencegah merambatnya kebakaran ke Fuel Oil Tank sehingga water spray system yang terdapat pada
bagian luar Fuel Oil Tank
dioperasikan untuk mendinginkan tangki tersebut. Bantuan pemadaman dari luar area Warehouse juga dilakukan dengan cara membuka
3 outlet hydrant pillar yang terletak dekat dengan area Warehouse. Seperti yang kita ketahui bahwa masing-masing outlet hydrant yang berukuran 2.5 inch memiliki
flowrate sebesar 946 Lpm.
Total kebutuhan air untuk
pemadaman kebakaran di area pabrik itu adalah:
3.200 Lpm (Kebutuhan air terbesar
pada sistem pencegah kebakaran) +
550 Lpm (Berdasarkan skenario penanggulangan
kebakaran di area Warehouse) +
2.838 Lpm (3 outlet hydrant
dibuka saat kejadian kebakaran di area Warehouse)
= 6.588 Lpm
Maka, ketersediaan minimum air
untuk pemadam kebakaran adalah:
6.588 Lpm x 120 menit (waktu yang
dibutuhkan sistem pencegah kebakaran beroperasi)
= 790.560 L atau 790, 56 m3.
Nilai tersebut dapat juga dijadikan
dasar penentuan ukuran tangki sebagai tempat penyimpanan air untuk pemadaman
kebakaran. Tangki yang digunakan bisa berupa gravity tank atau suction
tank. Bahan yang digunakan bisa berupa Concrete
Tanks, Welded-Steel Tank, Factory-Coated, Bolted Steel Tanks, Wood Tanks atau
Fiberglass-Reinforced Plastic Tanks. Tangki yang digunakan harus diisi dari
sumber yang mampu mengisi persediaan air selama 2 jam untuk kebutuhan proteksi
kebakaran dalam periode 8 jam. Persyaratan 8 jam (waktu) untuk pengisian ulang
dapat diizinkan untuk diperpanjang jika persediaan awal melebihi persyaratan
penyimpanan minimum berdasarkan volume per rasio waktu. Pada umumnya untuk
operasi pengisian ulang dilakukan secara otomatis berdasarkan level ketinggian
tertentu.
Penggunaan tangki air untuk
pemadaman kebakaran sebaiknya tidak digunakan untuk kebutuhan lain atau dalam
satu tangki untuk dua kebutuhan yang berbeda, agar air untuk pemadaman
kebakaran selalu ada kapanpun diperlukan. Jika memang tidak memungkinkan, bisa
saja dalam satu tangki digunakan untuk kebutuhan lain selain untuk pemadaman
kebakaran, tapi yang harus diperhatikan adalah kebutuhan air untuk pemadaman
kebakaran jangan sampai kurang atau terpakai untuk kebutuhan lain sehingga
ketika akan digunakan untuk memadamkan kebakaran kapasitas airnya tidak
mencukupi. Hal ini dapat diatur dengan membuat leveling pada suction pipe
untuk tiap-tiap kebutuhan pada tangki.
Melihat contoh diatas, satu hal
yang tidak kalah pentingnya adalah pembuatan skenario pemadaman kebakaran untuk
disetiap area disuatu wilayah (gedung perkantoran, pabrik, pembangkit listrik,
pertambangan, dll) karena hal ini akan mempengaruhi proses pemadaman kebakaran,
jumlah air yang dibutuhkan dalam pemadaman kebakaran dan prioritas pencegahan
kebakaran. Apabila tidak dibuat dan dijalaninya skenario kejadian ini maka
proses pemadaman kebakaran akan berjalan tanpa aturan yang dapat menyebabkan
kebakaran semakin besar, makin meluasnya area yang terbakar dan kebutuhan air
yang cepat habis karena tidak terkontrolnya pembukaan outlet hydrant.
Comments
Post a Comment